
Memahami Goliath Birdeater, Laba- laba Terbanyak di Dunia
Kala merambah masa transisi dari kanak- kanak jadi berusia, kita kerap khawatir dengan laba- laba. Ataupun apalagi, sampai berusia juga, banyak orang yang begitu khawatir dengan laba- laba sebab sebagian aspek.
Awal, laba- laba kerap berhubungan dengan peristiwa kurang baik serta mitos yang tidak benar, semacam seluruh laba- laba beracun serta beresiko untuk manusia.
Kedua, walaupun laba- laba tidak menggigit[kecuali bila merasa terancam], penampilan fisiknya yang tidak biasa, semacam kakinya yang berjumlah 8 serta lebih panjang dari badannya, pula sebab gerakannya yang kilat, dapat memunculkan kengerian tertentu. Dalam psikologi, terdapat istilah arachnophobia, ialah rasa khawatir kelewatan terhadap laba- laba.
Terdapat lebih 43. 000 spesies laba- laba berkeliaran di Bumi, dengan berbagai bervariasi dimensi serta wujud, mulai laba- laba terkecil di dunia yang berasal dari keluarga Symphytognathidae. Laba- laba dari keluarga ini dapat berdimensi cuma sebagian centimeter saja; laba- laba Patu di gua terkecil tercatat sepanjang 0. 3556 millimeter, sedangkan laba- laba lumut Samoa cuma berdimensi sekecil 0. 2794 mm.
Tetapi gimana dengan laba- laba terbanyak?
Sampai dikala ini, pemegang rekor laba- laba terbesar di dunia adalah Theraphosa blondi, yang biasa diketahui selaku Goliath birdeater. Laba- laba ini bisa menggapai panjang sampai 30 centimeter serta beratnya 100 gr. Bayangkan, seekor laba- laba yang dimensi badannya dapat menutupi suatu piring makan.
Menurut National Geographic, Goliath birdeater umumnya tidak memakan burung, namun dimensi mereka lumayan besar buat melaksanakannya. Julukan“ Birdeater” berasal dari suatu ukiran dari abad ke- 18 yang menampilkan tipe laba- laba lain yang lagi memakan burung kolibri, yang membuat segala genus Theraphosa diberi nama birdeater.
Goliath birdeater merupakan laba- laba berbisa, namun tidak lumayan beracun untuk manusia. Bila seorang tergigit, gigitannya semacam sengatan tawon serta nyaris tidak sempat membutuhkan perawatan kedokteran. Santapan utama laba- laba ini adalah serangga, namun katak serta tikus pula masuk dalam catatan menu mereka.
Binatang ini berkeliaran di hutan hujan Amazon di utara Amerika Selatan. Kala seekor Goliath birdeater menyergap seekor tikus, misalnya, hingga taringnya yang selama satu inchi berperan semacam jarum suntik, memompa neurotoksin ke badan si tikus.
Setelah itu, dia menyeret hewan yang sekarat itu kembali ke lubangnya serta mengawali proses pencernaan. Laba- laba tidak bisa mengolah material padat, jadi pertama- tama mereka mencairkan isi badan mangsanya, kemudian mengisapnya sampai kering.
Tidak membuat jaring
Tidak semacam laba- laba lain, Goliath birdeater tidak membuat jaring. Kebalikannya, dia menghasilkan serta memakai sutra buat menyelimuti liang yang ditempati di tanah untuk membagikan struktur lebih normal.
Bila misalnya seekor mamalia, misalnya Coati[mamalia diurnal dari Amerika Selatan] coba menggali liangnya, hingga si laba- laba memiliki senjata lebih bermanfaat dari toksin: rambut urtikaria di perutnya. Sebutan teknisnya merupakan bulu, sebab cuma mamalia yang mempunyai rambut, namun apalagi ilmuwan memakai sebutan yang lebih terkenal.
Ini berupa semacam tombak kecil bila dilihat di mikroskop, yang membagikan keahlian rambut tersebut buat menancap di kulit,” kata Gustavo Hormiga, pakar laba- laba dari George Washington University.
“ Laba- laba ini dengan sangat kilat menggosokkan keempat kakinya di perut buat membebaskan rambut- rambut tajam tersebut, yang setelah itu melesat ke arah predatornya. Rambut ini sangat gatal,” jelasnya dikutip dari National Geographic.
Para periset serta owner laba- laba peliharaan butuh menanggulangi Goliath birdeaters memakai sarung tangan. Untuk manusia, rambut laba- laba ini hanya menimbulkan iritasi serta gatal, namun bisa mematikan untuk mamalia yang lebih kecil semacam tikus.
Goliath birdeater lumayan terkenal selaku hewan peliharaan eksotis serta mempunyai masa hidup lumayan panjang. Jantan bisa hidup antara 3 sampai 6 tahun dalam penangkaran, sebaliknya betina bisa hidup sampai 25 tahun.
Goliath birdeater merupakan hewan asli dari daerah hutan hujan dataran besar di Amerika Selatan bagian utara: Suriname, Guyana, Guyana Prancis, utara Brasil, serta selatan Venezuela. Mereka sangat gampang ditemui di hutan hujan Amazon. Laba- laba ini bertabiat terestrial serta hidup di liang yang dalam, umumnya ditemui di wilayah berawa ataupun rawa- rawa. Goliath birdeater ialah spesies nokturnal.