
Mengenal Hewan Dugong: Si Duyung Nyata dari Laut Tropis
Apa Itu Dugong?
Dugong (Dugong dugon) adalah mamalia laut besar yang hidup di perairan tropis hangat, terutama di wilayah Indo-Pasifik. Dugong sering disebut sebagai “duyung” dalam bahasa Indonesia, dan merupakan satu-satunya anggota keluarga Dugongidae yang masih hidup. Hewan ini sangat erat hubungannya dengan manatee, namun berbeda dalam habitat dan morfologi tertentu.
Masyarakat pesisir kadang menganggap dugong sebagai asal usul legenda putri duyung, karena bentuk tubuhnya yang besar dengan ekor seperti sirip ikan.
Ciri-Ciri Fisik Dugong
-
Ukuran tubuh: Panjang 2,5 hingga 3 meter, berat bisa mencapai 400 kg.
-
Warna: Abu-abu hingga coklat muda.
-
Kepala: Bulat dengan moncong menghadap ke bawah, digunakan untuk merumput di dasar laut.
-
Ekor: Berbentuk seperti sirip ekor lumba-lumba, tidak bercabang seperti manatee.
-
Tidak memiliki sirip punggung.
-
Kulit tebal, sering ditumbuhi alga atau parasit kecil.
Habitat dan Sebaran
Dugong dapat ditemukan di:
-
Teluk-teluk dangkal
-
Lagun
-
Estuari (muara)
-
Terumbu karang dekat pantai
Sebarannya mencakup:
-
Indonesia
-
Australia bagian utara
-
Filipina
-
Thailand
-
India
-
Afrika Timur
-
Pasifik Barat
Di Indonesia, dugong hidup di perairan Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan pesisir Sumatra serta Jawa.
Makanan dan Perilaku
Dugong adalah herbivora sejati yang makan lamun (seagrass), bukan rumput laut. Mereka bisa makan hingga 40 kg lamun per hari.
Perilaku:
-
Berenang lambat dan tenang.
-
Menghabiskan sebagian besar waktunya untuk makan atau beristirahat.
-
Hidup soliter atau berpasangan, meskipun kadang terlihat dalam kelompok kecil.
-
Bernafas ke permukaan air setiap 5–10 menit, tapi bisa menahan napas hingga 6 menit saat menyelam.
Reproduksi dan Daur Hidup
-
Masa kehamilan: sekitar 13–15 bulan.
-
Melahirkan 1 anak setiap 3–7 tahun.
-
Anak dugong menyusu hingga 18 bulan.
-
Umur hidup: bisa mencapai 70 tahun.
Laju reproduksi yang rendah ini membuat populasi dugong rentan terhadap ancaman.
Ancaman Terhadap Dugong
Dugong termasuk spesies rentan punah menurut IUCN (International Union for Conservation of Nature). Ancaman utama:
-
Perusakan habitat lamun akibat reklamasi, pencemaran, dan aktivitas kapal.
-
Tangkapan tidak sengaja (bycatch) oleh nelayan.
-
Perburuan ilegal, karena daging dan minyaknya masih dianggap berharga di beberapa wilayah.
-
Tabrakan kapal.
-
Perubahan iklim, yang berdampak pada ketersediaan lamun.
Upaya Pelestarian
Beberapa langkah konservasi yang sedang dilakukan:
-
Perlindungan hukum: Di Indonesia, dugong dilindungi oleh Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam.
-
Penetapan kawasan konservasi laut.
-
Edukasi masyarakat pesisir tentang pentingnya menjaga lamun dan tidak memburu dugong.
-
Penelitian dan pemantauan populasi.
Fakta Menarik tentang Dugong
-
Nama “dugong” berasal dari bahasa Tagalog “dugóng”, yang artinya “putri duyung”.
-
Dugong dan manatee adalah satu-satunya mamalia laut herbivora.
-
Dugong tidak memiliki gigi taring—mereka mengunyah dengan gigi geraham yang terus tumbuh dan diganti.
-
Mitos lokal kadang menganggap dugong sebagai “penjaga laut” atau roh laut.
Kesimpulan
Dugong adalah makhluk laut yang unik dan penuh pesona, sering disebut “putri duyung sejati”. Sayangnya, keberadaan mereka semakin langka akibat ulah manusia dan kerusakan lingkungan. Menjaga ekosistem laut, terutama padang lamun, adalah kunci untuk menyelamatkan spesies ini dari kepunahan.