Mengenal Hewan Tuatara: Reptil Purba yang Masih Hidup


Pendahuluan

Tuatara adalah salah satu hewan paling unik dan langka di dunia. Sekilas tampak seperti kadal biasa, namun sebenarnya Tuatara (Sphenodon punctatus) bukan kadal dan memiliki garis keturunan yang sangat kuno. Tuatara adalah satu-satunya anggota ordo Rhynchocephalia yang masih hidup hingga kini—ordo yang pernah berkembang luas di zaman dinosaurus. Ini membuat Tuatara dijuluki sebagai “fosil hidup”.

He's 130, with three eyes and two girlfriends: meet New Zealand's beloved  tuatara Henry | New Zealand | The Guardian

Asal Usul & Klasifikasi

  • Nama ilmiah: Sphenodon punctatus

  • Kelas: Reptilia

  • Ordo: Rhynchocephalia (hanya ada 1 spesies yang tersisa)

  • Asal: Selandia Baru, dan tidak ditemukan di tempat lain di dunia.

Tuatara pertama kali muncul sekitar 200 juta tahun lalu, menjadikannya salah satu vertebrata darat tertua yang masih bertahan.

Ciri-Ciri Fisik

  • Panjang tubuh: 30–60 cm

  • Berat: Hingga 1,5 kg

  • Warna: Hijau zaitun, kecokelatan, atau abu-abu

  • Ciri khas: Memiliki “mata ketiga” di bagian atas kepala, disebut parietal eye

  • Hidup hingga: 100 tahun lebih, menjadikannya salah satu reptil paling panjang umur.

Mata ketiganya tidak digunakan untuk melihat seperti biasa, tapi kemungkinan berperan dalam mengatur siklus hormon dan orientasi cahaya.

It's not a lizard or a dinosaur - the tuatara is something else entirely -  Australian Geographic

Habitat & Kebiasaan

Tuatara hanya ditemukan di pulau-pulau kecil lepas pantai Selandia Baru, karena di daratan utama mereka telah punah akibat masuknya predator asing (seperti tikus dan kucing).

Tuatara bersifat nokturnal, lebih aktif di malam hari. Mereka tinggal di liang bawah tanah dan memakan serangga, cacing, laba-laba, bahkan kadang burung kecil.

Reproduksi yang Lambat

Salah satu alasan Tuatara sangat rentan punah adalah reproduksi yang sangat lambat:

  • Jantan tidak memiliki alat kelamin eksternal; pembuahan dilakukan dengan “cloacal kiss”.

  • Betina hanya bertelur setiap 2–5 tahun sekali.

  • Telur membutuhkan 12–15 bulan untuk menetas—salah satu yang terlama di dunia reptil.

Status Konservasi

  • Status IUCN: Rentan (Vulnerable)

  • Populasi Tuatara menurun tajam akibat:

    • Introduksi predator (tikus, musang)

    • Perubahan iklim (suhu memengaruhi jenis kelamin anak)

    • Perusakan habitat

Namun, berkat program konservasi ketat oleh pemerintah Selandia Baru, termasuk penangkaran dan translokasi ke pulau bebas predator, populasi Tuatara mulai stabil dan meningkat.

Penutup

Tuatara adalah makhluk luar biasa yang menghubungkan kita langsung ke masa prasejarah. Sebagai satu-satunya perwakilan dari garis keturunan kuno, ia bukan hanya penting secara ilmiah, tapi juga simbol betapa pentingnya menjaga keanekaragaman hayati yang rapuh. Mengingat usianya yang bisa mencapai lebih dari satu abad, Tuatara mengajarkan bahwa kelestarian alam bukan sekadar warisan masa lalu, tapi juga tanggung jawab masa depan.